Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 22 Mei 2012

Ketika Sigur Ros Bernyanyi

Gemerisik angin dari ketenangan tanah Islandia beserta desiran ombak yang semilir-semilir seakan mulai menggelitik bulu kudukku hingga meremang dan memasung telingaku untuk sejenak diam dan tak menghiraukan hiruk pikuk dunia yang menertawakan bagaimana ribuan martir Intifada tak ubahnya sekumpulan badut yang mencoba bertransformasi menjadi infanteri perkasa gabungan Pentagon dan pasukan bersorban ayatollah Khomeini.

Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan bernyanyi, imajiku melompat liar kesana kemari serupa dengungan tsunami yang bercumbu dengan kepungan rudal Rusia di tengah panggung sandiwara tempat pentas para pemuja berhala yang menari nari menunggu kedatangan Batara Kala membawa selusin sepatu trendi ala Nike, Vans, Adidas, Doc Martens ataupun sekeranjang penuh berisi telepon genggam Nokia seri terbaru dan Blackberry berkulit perunggu.

Tabrakan gemuruh polusi di jalanan tak ubahnya debu kerikil manis yang menyapu wajah piluku di sela-sela kebosanan harian bersama televisi yang menggembala Tuhan dalam gerobak jualan hingga kepalan tanganku yang kadang teracung kadang terkatung terpaksa kembali tegak untuk meringkuk di dalam ruang yang bernama penjara imajinasi dimana aku merancang konstelasi maha daya bersama manual rakitan panduan menghancurkan surga dan neraka ala Kaczynski diiringi harmonisasi barisan kuda gerombolan Zapatista.
Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan memetik sunyi gebukan drum yang menantang para punggawa D-Beat untuk berhalusinasi sunyi, aku terhanyut dan tenggelam ke dalam senyap sangkar fiksi yang kubangun bersama tukang sihir bayaran dan ribuan jin peninggalan Sulaiman.

Setiap kali ketika Sigur Ros bernyanyi imajiku berkata liar dan tak terkendali hingga berebut nyali merakit amunisi serupa letupan Merapi. Sebuah singgasana langitku yang kan kubagi bersama dirimu untuk merangkai plot kekuasaan dan menolak kudeta oleh sengatan mentari ataupun terompet butut sangkakala milik Izrail yang tak lagi bernyawa.

0 komentar:

Posting Komentar