Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 22 Mei 2012

Jónsi - Go

Dari sebuah negeri nan jauh di sana, Islandia, lahir sebuah band bernama Sigur Ros yang menyuarakan rangkaian melodi epic yang membius. Musik ekletik ekstrim dengan tempo lambat dan vokal falset halus yang khusyuk menjadikannya alunan penenang panjang dan renungan diri.

Itulah yang dilakukan Sigur Ros sepanjang satu dekade lamanya berkancah dengan menelurkan lima album dan beberapa live album yang ber-setting di Iceland (yang sukses membuat kita jatuh cinta akan damainya landskap di sana) sampai akhirnya seorang Jonsi Birgisson, sang frontman, memutuskan untuk berkarir solo. Pada 2010 kemarin, album perdananya, Go, dirilis.

Dalam Go, Jonsi seperti memperluas musikalisasinya. Ia lebih banyak bermain di nada-nada mayor dan memasukkan elemen orchestra khas Eropa seperti bunyi manis flute dan string arrangements. Secara signifikan, kita dapat merasakannya lewat single utamanya Go Do. Jonsi memberikan pandangannya optimistiknya kepada kita dengan bernyanyi, “we should always know that we can do everything”. Rumusan yang sama diberlakukan pula pada track Animal Arithemetic dan Boi Lilikoi yang persuasif. Sinking Friendship adalah sebuah track yang menarik: diawali dengan vokal yang berlapis dan bersahut-sahutan, diteruskan dengan dentingan piano sampai akhirnya hentakan perkusi masuk yang lalu ditutup dengan gemaan suara yang hilang mendadak.

Album yang diproduseri oleh Peter Katis (Interpol, The National, Tokyo Police Club) ini mempunyai sembilan track yang terkemas dalam tempo yang berwarna. Lagu-lagu pertama cocok menjadi mars untuk mengawali hari, sedangkan di deratan terakhir ia mulai bernyanyi lebih pelan. Dari sederet album vokalis band yang berkarier solo pada tahun ini, menurut saya album Jonsi lah yang paling pantas mendapat urutan teratas sebagai album solo paling yang layak beli. Ia berhasil dalam Go.

0 komentar:

Posting Komentar