“Hoppípolla” (HoppÃpolla) merupakan judul sebuah lagu oleh sebuah band asal Islandia, Sigur Rós, yang dirilis sebagai single kedua pada tanggal 28 november 2005. Hal yang menarik dari lagu ini adalah mengenai video klipnya. Beberapa penghargaan telah diraih oleh band Sigur Rós ini melalui lagu-lagu dan video-video klipnya, diantaranya tahun 2003 mendapatkan Best Video pada MTV Europe Awards, juga menjadi nominasi pada tahun 2003: video of the Year Juno Awards, tahun 2004 Best Alternative Music Album Grammy Awards, dan tahun 2004 Best Recording Package Grammy Awards.
Video musik “Hoppipolla” yang dinyanyikan oleh Sigur Rós, dibuat tahun 2005 dengan sutradaranya, Arni & Kinski. Karya video ini merupakan sebuah karya yang dapat ditangkap secara berbeda maknanya oleh penonton, tergantung dari bagaimana penonton melihat dan menginterpretasikannya. Video musik ini dapat kita katakan sebagai salah satu contoh video yang baik, karena keberhasilannya menampilkan adegan/tayangan yang dituntut harus ada dalam sebuah video sebagai karya seni audiovisual. Hal ini dapat kita lihat dari keseluruhan gambar-gambar yang diberikan, bahkan ketika video ini dimulai sudah ditemukan sebuah tanda-tanda yang bagus untuk sebuah video. Awal video musik ini memperlihatkan seseorang yang sedang melangkah ke arah kiri (dilihat dari sudut penonton) dengan pasti. Gambar yang ditayangkan awalnya hanya bagian dari lutut hingga tapak kaki.
Secara umum, dapat saja kita simpulkan filosofisnya, bahwa arah melangkah ini menandakan sebuah cerita keseharian yang baru saja dimulai; orang-orang tersebut melangkah maju ke depan (meskipun umumnya dalam film, arah kiri ke kanan merupakan tanda yang paling umum digunakan untuk menyiratkan kedatangan/awal mula, tetapi dalam konteks ini, tanda tersebut dapat dibalik). Setelah adegan ini, barulah diperlihatkan sekumpulan orang (sekelompok lansia) berjalan ke arah kamera. Kita melihat bahwa mereka melangkah ke depan; berangkat menuju suatu tempat untuk bersiap-siap melakukan kegiatan di hari itu.
Video Hoppipolla bercerita tentang sekelompok orang tua yang melakukan tindakan brutal (kenakalan/vandalisme) yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Mulai dari mencoret-coret dinding, isengmelemparkan sebuah petasan kepada seorang laki-laki (berusia produktif) yang sedang membetulkan sepedanya, mengetuk pintu rumah orang lalu lari bersembunyi, menguntil di minimarket, sampai melakukan perkelahian dengan sekelompok geng lainnya.
Dalam video ini kita juga bisa melihat kepiawaian sutradara dalam menyampaikan pesan, kalau bukan dikatakan sebagai gambar yang puitis visual kepada penonton. Sekilas, mungkin saja kita melihat segerombolan orang yang sudah lanjut usia berkelahi atau melakukan tindakan vandalisme (merusak vasilitas umum), tetapi jika kita mengaitkan hal tersebut dengan bahasan kriminologis, maka dapat diinterpretasikan bahwa orang-orang tua ini sebenarnya adalah anak-anak yang melakukan delinquency. Tindakan merusak fasilitas umum, mengganggu orang lain, berkelahi dan berbuat onar merupakan suatu bentuk kenakalan, di mana pelaku tindakan menyimpang tersebut adalah anak-anak.
Video “Hoppipolla” ini juga sering memperlihatkan orang-orang tua (a.k.a. anak-anak) tersebut dari bayangan mereka yang ada di air kotor yang menggenang di jalanan. Selain itu, mereka juga melompat-lompat di atas air tersebut.
Sajian gambar visual seperti ini juga akan memunculkan inteprestasi yang berbeda-beda dari penonton, tergantung dari sudut mana mereka melihat. Terkait dengan hal itu, Kelompok Diskusi Film A.I.G.? juga memiliki interprestasi tersendiri dari gambar ini. Sehubungan dengan delinquency tadi, anak-anak yang pada awalnya melihat bayangan mereka di atas air, kemudian menceburkan kaki-kaki mereka kedalam genangan air tersebut, seolah-olah mereka menginjak-injak bayangan tersebut. Menurut pemahaman kami, anak-anak yang diperankan oleh orang tua tersebut sedang dalam tahap mencari jati diri mereka. Anak-anak ini yakin bahwa mereka mampu berbuat seperti apa yang mereka inginkan. Bayangan dalam genangan air tersebut dianggap sebagai “diri” mereka, sebagaimana yang diinginkan oleh orang dewasa. Diri yang dimaksud adalah “Diri” yang ditemukan melalui tanggapan orang lain, yang oleh Cooley diistilahkan sebagai “diri cerminan orang lain/cermin diri” (1902, Horton, 1993). Oleh karena itu, mereka menginjak bayangan tersebut dengan maksud untuk menunjukkan eksistensi mereka sebagai “seseorang” yang bebas dan benar menurut pemikiran mereka masing-masing. Pada adegan tersebut, kita juga dapat melihat bahwa bayangan tersebut sedang melihat ke depan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, arah bayangan ini menunjukkan bahwa mereka sedang menuju masa depan, memiliki semanngat yang masih membara menuju tujuan akhir yang mereka inginkan.
Pembuatan video ini juga melibatkan unsur sejarah dan budaya negara Islandia, di mana simbol-simbol yang berhubungan dengan kebiasaan atau fenomena sosial yang dihadapi masyarakat Islandia dahulu dipertunjukkan dalam video. Kostum yang dikenakkan oleh salah seorang dari anggota geng tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa dahulunya masyarakat Islandia dikenal dengan bajak lautnya. Kelompok bajak laut ini bernama Viking.
Viking sendiri merupakan suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak (seringkali setelah gagal berniaga) yang di antara tahun 800 dan 1050 menjarah, menduduki dan berdagang sepanjang pesisir, sungai dan pulau di Eropa dan pesisir timur laut Amerika Utara, serta bagian timur Eropa sampai ke Rusia danKonstantinopel. Mereka memanggil diri mereka sebagai Norsemen (orang utara), sedangkan sumber-sumber utama Russia dan Bizantiummenyebut mereka dengan nama Varangian. Sampai sekarang orang Skandinaviamodern masih merujuk kepada diri mereka sebagai nordbo (penduduk utara).
Lawan yang mereka hadapi adalah sekelompok geng yang dipimpin oleh orang yang mengenakan topi, seperti topi seorang marinir (angkatan laut), yang menjadi musuh bebuyutan dari para perompak.
Kedua kelompok ini melakukan aksi serang-menyerang dan akhirnya berkelahi dalam jarak dekat. Dalam Video ini kelompok marinir menyerang dengan balon yang berisi air, sedangkan kelompok bajak laut mengunakan tanah lumpur untuk menyerang. Terlihat perbedaan alat perang yang dipergunakan oleh kedua kelompok tersebut, di mana kelompok marinir secara faktual kita nilai sebagai kelompok yang lebih elit.
Pada bagian akhir video ini memilki seting di daerah pemakaman, di mana di sanalah kedua kelompok ini melakukan aksi perkelahian (peperangan). Salah seorang anggota dalam kelompok bajak laut dipukul sampai berdarah oleh kelompok mariner, yang kemudian menyebabkan kelompok marinir melarikan diri ketika melihat musuhnya terluka. Adegan tersebut menjadi sebuah gambaran dari kecenderungan anak-anak nakal, yang lempar batu sembunyi tangan; melakukan suatu kenakalan tanpa pikir panjang, kemudian lari dari kesalahan mereka agar tidak kena marah oleh orang dewasa, seperti misalnya jikalau mereka membuat teman sepermainan terluka.
Kelompok Diskusi Fillm A.I.G.? menilai bahwa sutradara Video Hoppipolla ini adalah seorang sutradara yang baik, tidak hanya dari segi pengambilan tema dan gambar saja. Dari sisi teknik, dapat dilihat berdasarkan berbagai penjelasan di atas bahwa sang sutradara konsisten dengan apa yang telah dibuatnya. Akhir dari video ini memperlihatkan sebuah akhir yang sempurna, di mana penonton dapat menebak dengan jelas bahwa video ini telah berkahir. Gambar kelompok bajak laut yang pulang disuguhkan dengan menarik yang konsisten dengan prinsip; pemberitahuan awal dan akhir bukan dengan kata-kata atau tulisan, tetapi dengan bahasa gambar. Pada awal video dimulai, kelompok bajak laut ini datang dari arah kanan ke kiri maupun ke arah depan, kemudian diakhir video ditampilkan gambar kelompok bajak laut yang membelakangi kamera (sisi penonton) melangkah menuju arah kanan.
Hoppipolla by Sigur Ros
http://www.youtube.com/watch?v=v4kH_C96vjk
Jumat, 25 Mei 2012
Hoppipolla: Cerminan Kenakalan Anak Pada Orang Dewasa
Sigur Rós
Sigur Ros adalah sebuah band indie beraliran experimental dan ambient berasal dari negara Islandia yang dibentuk oleh Jón Þór (Jónsi) Birgisson (vokal, gitar), Georg Hólm (bass), dan Ágúst Ævar Gunnarsson (drum). Mereka bertemu pada tahun 1994 dan sepakat menggunakan nama adik sang vokalis menjadi nama band mereka Sigurros karena band mereka ini terbentuk bersamaan dengan lahirnya Sigurros. Mereka hanya memenggalnya menjadi 2 suku kata, Sigur Ros. Tahun 1998 mereka menambah 1 personil lagi, Kjartan Sveinsson pada keyboard. Dia adalah satu-satunya anggota yang belajar bermain musik tanpa otodidak, dan kemudian dialah yang banyak menyumbang ide emas untuk mengisi aransemen orkestra dan string. Sang drumer meninggalkan Sigur Ros setelah mereka mengeluarkan album ketiga untuk memilih karirnya sebagai desainer grafis dan bergabunglah Orri Páll Dýrason untuk menggantikan sebagai drummer pada tahun 2002.
Tahun 1997 mereka merilis album pertama mereka, Von (Harapan) dibawah label lokal. Dan tahun 1998, mereka merilis album kelanjutan dari Von, Von brigði (artinya sesuai dengan isinya, variasi dari Von, album pertamanya). Sigur Ros baru meraih popularitasnya di album ketiga mereka, Ágætis byrjun (An All Right Start) pada tahun 1999. Dengan tetap beraliran ambient, Jonsi mempopulerkan permainan gitarnya yang menggunakan bow cello. Album ini juga membawa Sigur Ros memenangkan festival musik Icelandic Music Award dan masuk dalam album terbaik ke 29 sepanjang tahun 2000 versi majalah Rolling Stone pada tahun 2009. Tahun 1999 hingga 2000 ini banyak tawaran dari beberapa label besar yang ingin memiliki hak cipta lagu-lagu mereka, tetapi mereka justru memilih label yang memberi mereka kebebasan. Tahun 2000, mereka merilis album ini di UK, dan setahun kemudian mereka merilis album mereka di US. Hampir seluruh lagu dalam album ini dinyanyikan dalam bahasa Islandia dan beberapa lagu dinyanyikan dengan bahasa Vonlenska.
Tahun 2001 mereka merilis album EP bersama seorang nelayan Islandia bernama Steindór Andersen. Album yang terdiri dari 6 lagu ini berjudul Rimur. Rimur adalah sebuah puisi tradisional Islandia, dan memang pada semua lagu di lagu ini terdapat puisi tradisional Islandia yang dibacakan oleh si nelayan. 2 lagu dari album ini diaransemen oleh si nelayan, 3 agu oleh Sigur Ros, dan 1 lagu adalah kolaborasi dengan Sigurður Sigurðarson. Ribuan kopi album ini terjual hanya dalam package kertas putih kosong.
Tahun 2002 mereka kembali merilis album, Untitled. Semua lagu di album ini dinyanyikan dengan bahasa Vonlenska atau disebut juga Hopelandic. Bahasa ini sebenarnya hanya bahasa yang tak berarti tetapi memiliki fonologi yang mirip dengan bahasa Islandia sehingga terdengar seperti bahasa Islandia. Sigur Ros sengaja menggunakan bahasa ini agar setiap pendengarnya memiliki persepsi yang berbeda dengan mengartikan sendiri apa arti lagu mereka. Setiap pendengar akan memiliki versi arti lagu mereka masing – masing dan akan menuliskan sendiri arti lagu versi mereka ke sebuah halaman kosong di package album Sigur Ros. Album ini berhasil menempati peringkat #52 di American Billboard Chart dengan penjualan lebih dari 1 juta copy di seluruh dunia. Dari album ini, sebuah video klip dari lagu Untitled 1 (Aka Vaka) menjadi The Best Video Clip pada MTV Europe Music Award. Video Klip ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang menikmati bermain salju berwarna hitam di sebuah post-apocalyptic playground dengan tetap menggunakan masker gas (u must see this awesome video clip!). Tahun 2003 mereka berkolaborasi dengan Radiohead untuk sebuah dance project karya Merce Cunningham.
Sepanjang tahun 2004 mereka mempersiapkan album mereka yang kemudian pada bulan September 2005 mereka merilis album Takk.. ( Thanks). Album ini menjadi album mereka dengan angka penjualan tertinggi dan mereka semakin mendunia. Mereka kembali meraih sukses dengan mencapai peringkat 16 di UK chart dan peringkat 27 di US chart. Kemudian mereka melakukan tour keliling Eropa dan Amerika hingga tahun 2006 ke negara – negara seperti Kanada, Australia, New Zealand, Hongkong dan Jepang.
Setelah menyelesaikan tur keliling dunia ini, mereka kembali ke Islandia dan melakukan surprise concert dengan konsep unik seperti di lapangan terbuka, gudang tua atau sekedar di halaman rumah. Mereka mendokumentasikan konser – konser mereka ini dalam sebuah film dokumenter perjalanan mereka berjudul Heima. Film ini menyuguhkan landscape Islandia yang sangat bagus dalam framing yang unik.
Tahun 2008 mereka merilis album mereka Með suð í eyrum við spilum endalaust. Satu lagu di album ini (akhirnya) dinyanyikan dalam bahasa Inggris, dan selebihnya mereka menggunakan bahasa Islandia. Pertengahan 2008 mereka kembali melakukan konser di beberapa negara seperti New York, Australia, Jepang dan Kanada.
Beberapa lagu Sigur Ros juga menjadi original soundtrack film, seperti film Vanilla Sky (2004), The Life Aquatic (2004), The Girl in The Cafe (2005), Mysterious Skin (2005), Immortel (2005), Penelope (2006), trailer film Children of Men, Slumdog Millionare dan Earth (Disney movie). Lagu mereka juga muncul dalam serial TV seperti Queer as Folk, 24, CSI, CSI : Miami, BBC’s natural history series Planet Earth (2006), closing FA Cup 2006 dan iklan untuk England games pada FIFA World Cup 2006.
Tahun 1997 mereka merilis album pertama mereka, Von (Harapan) dibawah label lokal. Dan tahun 1998, mereka merilis album kelanjutan dari Von, Von brigði (artinya sesuai dengan isinya, variasi dari Von, album pertamanya). Sigur Ros baru meraih popularitasnya di album ketiga mereka, Ágætis byrjun (An All Right Start) pada tahun 1999. Dengan tetap beraliran ambient, Jonsi mempopulerkan permainan gitarnya yang menggunakan bow cello. Album ini juga membawa Sigur Ros memenangkan festival musik Icelandic Music Award dan masuk dalam album terbaik ke 29 sepanjang tahun 2000 versi majalah Rolling Stone pada tahun 2009. Tahun 1999 hingga 2000 ini banyak tawaran dari beberapa label besar yang ingin memiliki hak cipta lagu-lagu mereka, tetapi mereka justru memilih label yang memberi mereka kebebasan. Tahun 2000, mereka merilis album ini di UK, dan setahun kemudian mereka merilis album mereka di US. Hampir seluruh lagu dalam album ini dinyanyikan dalam bahasa Islandia dan beberapa lagu dinyanyikan dengan bahasa Vonlenska.
Tahun 2001 mereka merilis album EP bersama seorang nelayan Islandia bernama Steindór Andersen. Album yang terdiri dari 6 lagu ini berjudul Rimur. Rimur adalah sebuah puisi tradisional Islandia, dan memang pada semua lagu di lagu ini terdapat puisi tradisional Islandia yang dibacakan oleh si nelayan. 2 lagu dari album ini diaransemen oleh si nelayan, 3 agu oleh Sigur Ros, dan 1 lagu adalah kolaborasi dengan Sigurður Sigurðarson. Ribuan kopi album ini terjual hanya dalam package kertas putih kosong.
Tahun 2002 mereka kembali merilis album, Untitled. Semua lagu di album ini dinyanyikan dengan bahasa Vonlenska atau disebut juga Hopelandic. Bahasa ini sebenarnya hanya bahasa yang tak berarti tetapi memiliki fonologi yang mirip dengan bahasa Islandia sehingga terdengar seperti bahasa Islandia. Sigur Ros sengaja menggunakan bahasa ini agar setiap pendengarnya memiliki persepsi yang berbeda dengan mengartikan sendiri apa arti lagu mereka. Setiap pendengar akan memiliki versi arti lagu mereka masing – masing dan akan menuliskan sendiri arti lagu versi mereka ke sebuah halaman kosong di package album Sigur Ros. Album ini berhasil menempati peringkat #52 di American Billboard Chart dengan penjualan lebih dari 1 juta copy di seluruh dunia. Dari album ini, sebuah video klip dari lagu Untitled 1 (Aka Vaka) menjadi The Best Video Clip pada MTV Europe Music Award. Video Klip ini menceritakan tentang sekelompok anak-anak yang menikmati bermain salju berwarna hitam di sebuah post-apocalyptic playground dengan tetap menggunakan masker gas (u must see this awesome video clip!). Tahun 2003 mereka berkolaborasi dengan Radiohead untuk sebuah dance project karya Merce Cunningham.
Sepanjang tahun 2004 mereka mempersiapkan album mereka yang kemudian pada bulan September 2005 mereka merilis album Takk.. ( Thanks). Album ini menjadi album mereka dengan angka penjualan tertinggi dan mereka semakin mendunia. Mereka kembali meraih sukses dengan mencapai peringkat 16 di UK chart dan peringkat 27 di US chart. Kemudian mereka melakukan tour keliling Eropa dan Amerika hingga tahun 2006 ke negara – negara seperti Kanada, Australia, New Zealand, Hongkong dan Jepang.
Setelah menyelesaikan tur keliling dunia ini, mereka kembali ke Islandia dan melakukan surprise concert dengan konsep unik seperti di lapangan terbuka, gudang tua atau sekedar di halaman rumah. Mereka mendokumentasikan konser – konser mereka ini dalam sebuah film dokumenter perjalanan mereka berjudul Heima. Film ini menyuguhkan landscape Islandia yang sangat bagus dalam framing yang unik.
Tahun 2008 mereka merilis album mereka Með suð í eyrum við spilum endalaust. Satu lagu di album ini (akhirnya) dinyanyikan dalam bahasa Inggris, dan selebihnya mereka menggunakan bahasa Islandia. Pertengahan 2008 mereka kembali melakukan konser di beberapa negara seperti New York, Australia, Jepang dan Kanada.
Beberapa lagu Sigur Ros juga menjadi original soundtrack film, seperti film Vanilla Sky (2004), The Life Aquatic (2004), The Girl in The Cafe (2005), Mysterious Skin (2005), Immortel (2005), Penelope (2006), trailer film Children of Men, Slumdog Millionare dan Earth (Disney movie). Lagu mereka juga muncul dalam serial TV seperti Queer as Folk, 24, CSI, CSI : Miami, BBC’s natural history series Planet Earth (2006), closing FA Cup 2006 dan iklan untuk England games pada FIFA World Cup 2006.
Selasa, 22 Mei 2012
Amiina: Penerus Tradisi Icelandic Pop
Amiina yang dalam bahasa Indonesia berarti jiwa, adalah empat orang perempuan Islandia (Edda, Hildur, Maria Huld, dan Sólrún) yang mempunyai cara lain untuk bersenang-senang dan mengatakan tidak untuk terlibat dalam proses sistematik besar-besaran akan makna modern dalam musik pop. Sebuah ciri yang biasa ditemui dari banyak band atau musisi Islandia, walaupun seluruhnya perempuan, tetapi musik mereka tidak menggambarkan sesuatu yang dianggap identik dengan perempuan muda pada umumnya, mungkin hanya dua hal yang menggambarkan musik mereka yaitu feminisme dan youthfull. Mereka dengan sengaja menghindari nada dan bunyi bunyian yang terkesan genit dan menggelitik, untuk lebih memilih bereksperimen dengan ambient yang serba hening dan senyap.
Amiina mulai dikenal pada tahun 1999, saat mereka melakukan tur bersama Sigur Ros, yang saat itu dianggap berhasil dalam kolaborasi. Adaptasi klasik kontemporer mereka terhadap komposisi Post Rock (Sigur Rós) melahirkan sebuah penjabaran terperinci yang easy dan saling membangun keduanya.
Dasar sekaligus kunci dari formula musik Amiina sebenarnya terletak dari banyaknya getaran string yang ramai, pekat memenuhi setiap lagu, yang dikombinasikan dengan banyak musik logam (metallic sounds) seperti music boxes glockenspiels, kalimbas, dan metallophones, juga sinergi aneh antara instrumen unconventional seperti musical saw, glass harp, Mandolin, dengan instrumen conventional: gitar, piano, biola, sampai perangkat modern seperti synthesizer, electronic loop, dan sampling, yang mereka ramu menjadi sebuah bunyi dengan tekstur yang riak dan gema maksimal, yang sepintas terkesan seperti bunyi gemericik api.
Walau banyak memainkan perangkat yang mempunyai kecenderungan noise, Amiina dapat keluar dari kekacuan yang biasa dialami oleh kebanyakan noisered, dan berhasil mengatur bunyi-bunyian tersebut menjadi model yang kompleks dengan sound yang sangat terkontrol dan easy. Lewat eksplorasi instrumen kuno dan modern yang mereka mainkan, sepertinya mereka berhasil menghadirkan ruang tanpa batasan jaman dan generasi walau terkadang terasa simpang siur.
Lepas dari itu semua, Amiina telah meneruskan tradisi Icelandic Pop pendahulunya Bjork, Sigur Ros dan Mum yang muncul dengan materi yang ekstrim, tetapi berhasil menguasai arus utama (industri).
Amiina mulai dikenal pada tahun 1999, saat mereka melakukan tur bersama Sigur Ros, yang saat itu dianggap berhasil dalam kolaborasi. Adaptasi klasik kontemporer mereka terhadap komposisi Post Rock (Sigur Rós) melahirkan sebuah penjabaran terperinci yang easy dan saling membangun keduanya.
Dasar sekaligus kunci dari formula musik Amiina sebenarnya terletak dari banyaknya getaran string yang ramai, pekat memenuhi setiap lagu, yang dikombinasikan dengan banyak musik logam (metallic sounds) seperti music boxes glockenspiels, kalimbas, dan metallophones, juga sinergi aneh antara instrumen unconventional seperti musical saw, glass harp, Mandolin, dengan instrumen conventional: gitar, piano, biola, sampai perangkat modern seperti synthesizer, electronic loop, dan sampling, yang mereka ramu menjadi sebuah bunyi dengan tekstur yang riak dan gema maksimal, yang sepintas terkesan seperti bunyi gemericik api.
Walau banyak memainkan perangkat yang mempunyai kecenderungan noise, Amiina dapat keluar dari kekacuan yang biasa dialami oleh kebanyakan noisered, dan berhasil mengatur bunyi-bunyian tersebut menjadi model yang kompleks dengan sound yang sangat terkontrol dan easy. Lewat eksplorasi instrumen kuno dan modern yang mereka mainkan, sepertinya mereka berhasil menghadirkan ruang tanpa batasan jaman dan generasi walau terkadang terasa simpang siur.
Lepas dari itu semua, Amiina telah meneruskan tradisi Icelandic Pop pendahulunya Bjork, Sigur Ros dan Mum yang muncul dengan materi yang ekstrim, tetapi berhasil menguasai arus utama (industri).
Jonsi & Alex: Riceboy Sleeps, Berimajinasi di Setiap Track
Sebuah awal lagu yang sangat indah, Happinness membuka di track pertama album Riceboy Sleeps milik Jonsi & Alex. Mengandalkan kekuatan permainan synthesizer, violin, biola dan sampling yang sangat menakjubkan. Sangat tepat dengan penggambaran dari judul lagunya, bahagia namun bukan bahagia yang meluap-luap, tapi ini bahagia yang sumringah. Kita seakan di buai secara perlahan-lahan ke dalam alam pedesaan yang indah, dingin, sunyi, dan alami. Bayangan kita jadi berada di tempat musisi ini berasal yaitu Islandia.
Ini merupakan debut album yang dirilis tahun 2009 oleh pasangan gay, Jonsi dan Alex. Terdiri dari Jonsi Birgisson juga kita kenal sebagai vokalis dari band asal Islandia, Sigur Ros, dibantu kekasihnya Alex Somers. Mereka berkolaborasi membuat sebuah proyek ketika Sigur Ros vakum.
Dentingan piano dan masih mengandalkan synthesizer untuk mengiringi serta penambahan paduan suara menambah kesan megah di track berjudul Atlas Song. Kita dibuat melayang-layang di awan biru sembari menghirup udara, terbang laksana burung, seakan kepenatan yang hinggap di tubuh hilang.
Di track Indian Summer, imajinasi kita serasa dibawa berjalan-jalan ke perbukitan dengan rumput hijau yang terhampar luas. Di Lagu ini Jonsi memperlihatkan vokal falsetto-nya yang khas dan unik serta permainan bag pipe yang mengiringi lagu ini.
Dentingan piano yang harmonis di awal-awal lagu, dengan penambahan suara choir perempuan lalu musik dibiarkan mengambang lama seperti opening pada sebuah film petualangan dengan penambahan sampling suara kereta, ada pada track berjudul Stokkseyri.
Disusul dengan Boy 1904, sebuah lagu yang membuat kita merinding serta takjub. Paduan suara khas gereja yang sangat indah, imajinasi kita langsung terbawa ke sebuah gereja tua Katedral dengan penerangan lilin, duduk di bangku sembari mendengarkan paduan suara, sementara di luar sana hujan gerimis, menambah suasana menjadi khidmat dan syahdu, sungguh memukau.
Perjalanan imajinasi terus berlanjut, walaupun gerimis belum reda, mencoba menyusuri jalan desa yang membelah hutan cemara, sementara kabut berarakan turun dari perbukitan, sepintas penggambaran itu terbersit di lagu All The Big Trees.
Sementara, sampling percakapan dan suara-suara yang absurd mengawali track Danell In The Sea, iringan backsound paduan suara yang mengambang seperti suara angin. Serasa berdiri di pantai menikmati senja dengan angin yang berhembus lembut dan deburan ombak cukup bersahabat.
Hingga akhirnya, kemegahan malam yang terwakili di track Howl di akhiri dengan track Sleeping Giant yang cukup manis. Seperti terpaksa kita mengakhiri perjalanan astral displacement dan kembali ke dunia nyata. Rasanya sangat singkat menikmati alunan mereka dengan berimajinasi tinggi.
Di dua track tadi Jonsi & Alex memberikan sampling suara unik dari suara binatang dan derak pohon yang diterpa angin seakan penggambaran lagu Sleeping Giant adalah alam raya yang tertidur dengan damai di malam yang cerah.
Album yang sangat brilian dari segi musikalitas dan aransemen nada. Riceboy Sleeps memberikan pengalaman imajinasi yang sangat hebat. Bisa jadi Anda akan mendapatkan pengalaman imajinasi yang lebih ketika mendengarkan album ini sembari berelaksasi.
Daftar lagu di album Riceboy Sleeps:
1. Happinness
2. Atlas Song
3. Indian Summer
4. Stokkseyri
5. Boy 1904
6. All The Big Tree
7. Daniell In The Sea
8. Howl
9. Sleeping Giant
Ini merupakan debut album yang dirilis tahun 2009 oleh pasangan gay, Jonsi dan Alex. Terdiri dari Jonsi Birgisson juga kita kenal sebagai vokalis dari band asal Islandia, Sigur Ros, dibantu kekasihnya Alex Somers. Mereka berkolaborasi membuat sebuah proyek ketika Sigur Ros vakum.
Dentingan piano dan masih mengandalkan synthesizer untuk mengiringi serta penambahan paduan suara menambah kesan megah di track berjudul Atlas Song. Kita dibuat melayang-layang di awan biru sembari menghirup udara, terbang laksana burung, seakan kepenatan yang hinggap di tubuh hilang.
Di track Indian Summer, imajinasi kita serasa dibawa berjalan-jalan ke perbukitan dengan rumput hijau yang terhampar luas. Di Lagu ini Jonsi memperlihatkan vokal falsetto-nya yang khas dan unik serta permainan bag pipe yang mengiringi lagu ini.
Dentingan piano yang harmonis di awal-awal lagu, dengan penambahan suara choir perempuan lalu musik dibiarkan mengambang lama seperti opening pada sebuah film petualangan dengan penambahan sampling suara kereta, ada pada track berjudul Stokkseyri.
Disusul dengan Boy 1904, sebuah lagu yang membuat kita merinding serta takjub. Paduan suara khas gereja yang sangat indah, imajinasi kita langsung terbawa ke sebuah gereja tua Katedral dengan penerangan lilin, duduk di bangku sembari mendengarkan paduan suara, sementara di luar sana hujan gerimis, menambah suasana menjadi khidmat dan syahdu, sungguh memukau.
Perjalanan imajinasi terus berlanjut, walaupun gerimis belum reda, mencoba menyusuri jalan desa yang membelah hutan cemara, sementara kabut berarakan turun dari perbukitan, sepintas penggambaran itu terbersit di lagu All The Big Trees.
Sementara, sampling percakapan dan suara-suara yang absurd mengawali track Danell In The Sea, iringan backsound paduan suara yang mengambang seperti suara angin. Serasa berdiri di pantai menikmati senja dengan angin yang berhembus lembut dan deburan ombak cukup bersahabat.
Hingga akhirnya, kemegahan malam yang terwakili di track Howl di akhiri dengan track Sleeping Giant yang cukup manis. Seperti terpaksa kita mengakhiri perjalanan astral displacement dan kembali ke dunia nyata. Rasanya sangat singkat menikmati alunan mereka dengan berimajinasi tinggi.
Di dua track tadi Jonsi & Alex memberikan sampling suara unik dari suara binatang dan derak pohon yang diterpa angin seakan penggambaran lagu Sleeping Giant adalah alam raya yang tertidur dengan damai di malam yang cerah.
Album yang sangat brilian dari segi musikalitas dan aransemen nada. Riceboy Sleeps memberikan pengalaman imajinasi yang sangat hebat. Bisa jadi Anda akan mendapatkan pengalaman imajinasi yang lebih ketika mendengarkan album ini sembari berelaksasi.
Daftar lagu di album Riceboy Sleeps:
1. Happinness
2. Atlas Song
3. Indian Summer
4. Stokkseyri
5. Boy 1904
6. All The Big Tree
7. Daniell In The Sea
8. Howl
9. Sleeping Giant
Jónsi - Go
Dari sebuah negeri nan jauh di sana, Islandia, lahir sebuah band bernama Sigur Ros yang menyuarakan rangkaian melodi epic yang membius. Musik ekletik ekstrim dengan tempo lambat dan vokal falset halus yang khusyuk menjadikannya alunan penenang panjang dan renungan diri.
Itulah yang dilakukan Sigur Ros sepanjang satu dekade lamanya berkancah dengan menelurkan lima album dan beberapa live album yang ber-setting di Iceland (yang sukses membuat kita jatuh cinta akan damainya landskap di sana) sampai akhirnya seorang Jonsi Birgisson, sang frontman, memutuskan untuk berkarir solo. Pada 2010 kemarin, album perdananya, Go, dirilis.
Dalam Go, Jonsi seperti memperluas musikalisasinya. Ia lebih banyak bermain di nada-nada mayor dan memasukkan elemen orchestra khas Eropa seperti bunyi manis flute dan string arrangements. Secara signifikan, kita dapat merasakannya lewat single utamanya Go Do. Jonsi memberikan pandangannya optimistiknya kepada kita dengan bernyanyi, “we should always know that we can do everything”. Rumusan yang sama diberlakukan pula pada track Animal Arithemetic dan Boi Lilikoi yang persuasif. Sinking Friendship adalah sebuah track yang menarik: diawali dengan vokal yang berlapis dan bersahut-sahutan, diteruskan dengan dentingan piano sampai akhirnya hentakan perkusi masuk yang lalu ditutup dengan gemaan suara yang hilang mendadak.
Album yang diproduseri oleh Peter Katis (Interpol, The National, Tokyo Police Club) ini mempunyai sembilan track yang terkemas dalam tempo yang berwarna. Lagu-lagu pertama cocok menjadi mars untuk mengawali hari, sedangkan di deratan terakhir ia mulai bernyanyi lebih pelan. Dari sederet album vokalis band yang berkarier solo pada tahun ini, menurut saya album Jonsi lah yang paling pantas mendapat urutan teratas sebagai album solo paling yang layak beli. Ia berhasil dalam Go.
Itulah yang dilakukan Sigur Ros sepanjang satu dekade lamanya berkancah dengan menelurkan lima album dan beberapa live album yang ber-setting di Iceland (yang sukses membuat kita jatuh cinta akan damainya landskap di sana) sampai akhirnya seorang Jonsi Birgisson, sang frontman, memutuskan untuk berkarir solo. Pada 2010 kemarin, album perdananya, Go, dirilis.
Dalam Go, Jonsi seperti memperluas musikalisasinya. Ia lebih banyak bermain di nada-nada mayor dan memasukkan elemen orchestra khas Eropa seperti bunyi manis flute dan string arrangements. Secara signifikan, kita dapat merasakannya lewat single utamanya Go Do. Jonsi memberikan pandangannya optimistiknya kepada kita dengan bernyanyi, “we should always know that we can do everything”. Rumusan yang sama diberlakukan pula pada track Animal Arithemetic dan Boi Lilikoi yang persuasif. Sinking Friendship adalah sebuah track yang menarik: diawali dengan vokal yang berlapis dan bersahut-sahutan, diteruskan dengan dentingan piano sampai akhirnya hentakan perkusi masuk yang lalu ditutup dengan gemaan suara yang hilang mendadak.
Album yang diproduseri oleh Peter Katis (Interpol, The National, Tokyo Police Club) ini mempunyai sembilan track yang terkemas dalam tempo yang berwarna. Lagu-lagu pertama cocok menjadi mars untuk mengawali hari, sedangkan di deratan terakhir ia mulai bernyanyi lebih pelan. Dari sederet album vokalis band yang berkarier solo pada tahun ini, menurut saya album Jonsi lah yang paling pantas mendapat urutan teratas sebagai album solo paling yang layak beli. Ia berhasil dalam Go.
Hibernasi Dengan Musik Indie Dari Islandia
Sesuai dengan namanya, Republik Islandia (bahasa Islandia: Lýðveldið Ísland) atau Tanah Es, mungkin menjadi ciri khas tersendiri pada setiap aransemen musik band indie yang ada disana. Ciri tersebut adalah musiknya yang membawa nuansa dingin serta esplorasi eksperimentalnya yang sangat tenang, ekspresif dan harmonis serta dipadukan alat-alat tradisional (atau nordic folk music).
Manusia membutuhkan waktu hibernasi untuk memulihkan kembali stamina atau energi yang hilang setelah beraktifitas. Alangkah indahnya waktu hibernasi tersebut digunakan untuk mendengarkan musik-musik indie dari Islandia yang begitu tenang dan saya menganjurkan ini hanya sebagai alternatif saja, ok ?...hehehe.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia. Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan,
“Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi”.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Oleh karena itu, mungkin beberapa band dari Islandia ini bisa menjadi referensi waktu hibernasi anda :
Amiina
Empat wanita komposer musik ini akan membuat waktu hibernasi anda menjadi semakin rileks dan tenang dengan suara-suara instrumen semacam violin, harpha, cello, brass, dan terkadang dicampur dengan instrumen piano digital dan synthesizer. Untuk melihatnya, mereka seringkali digunakan sebagai musik pengiring Sigur Rós. Sebelum mendengarkan musik mereka saya anjurkan berada di suatu tempat yang terbuka dan teduh. (",)
Björk
Saya rasa untuk penyanyi solo atau penulis lirik serta komposer yang satu ini, hampir sebagian besar mengetahuinya dan juga jenis musiknya. Namun, lagu-lagunya lumayan juga untuk sedikit memainkan atau memanjakan syaraf-syaraf kita yang tegang dengan suara vokalnya yang berkarakter serta ekspresif ditambah dengan hidangan jus jeruk hangat serta biskuit coklat.
Múm
Band eksperimental ini akan memberikan suasana nyaman waktu hibernasi anda, dengan hidangan suara vokalnya yang sangat lembut ditambah instrumen elektro-nya yang harmonis serta efek-efek digital yang terkesan natural dan dipadukan dengan instrumen-instrumen tradisional. Saya rasa waktu hibernasi anda akan semakin hangat dengan musik-musik mereka.
Sigur Rós
Mungkin sebagian besar kalangan indie kids sudah mengetahui nama band tersebut, keluar dari perdebatan mengenai mereka band shoegaze atau bukan, saya rasa musik mereka layak untuk mengisi waktu-waktu hibernasi anda. Bahkan, seringkali teman saya mendengarkan musik-musik mereka hanya sekedar untuk menghilangkan penat atau pengantar tidur.
Emilíana Torrini
Penyanyi solo Islandia ini, mungkin akan sedikit mengiringi waktu hibernasi anda dengan nuansa-nuansa orkestra yang megah dan akan membuat anda serasa beristirahat total di ruangan VIP konser mereka....hehehe, hmmmmmmmm.
Mungkin sekian referensi list musik dari saya untuk menemani waktu hibernasi anda, jangan lupa cek kemanan ruangan atau lingkungan terlebih dahulu sebelum mendengarkan lagu-lagu mereka....
cause... it's time to hybernate, friends !
^_^
Manusia membutuhkan waktu hibernasi untuk memulihkan kembali stamina atau energi yang hilang setelah beraktifitas. Alangkah indahnya waktu hibernasi tersebut digunakan untuk mendengarkan musik-musik indie dari Islandia yang begitu tenang dan saya menganjurkan ini hanya sebagai alternatif saja, ok ?...hehehe.
Alam semesta tercipta dengan musik alam yang sangat indah. Gemuruh ombak di laut, deru angin di gunung, dan rintik hujan merupakan musik alam yang sangat indah. Dan sudah terbukti, bagaimana pengaruh musik alam itu bagi kehidupan manusia. Wulaningrum Wibisono, S.Psi mengatakan,
“Jikalau Anda merasakan hari ini begitu berat, coba periksa lagi hidup Anda pada hari ini. Jangan-jangan Anda belum mendengarkan musik dan bernyanyi”.
Musik digambarkan sebagai salah satu “bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai contour, spacing, variasi intensitas dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia.
Oleh karena itu, mungkin beberapa band dari Islandia ini bisa menjadi referensi waktu hibernasi anda :
Amiina
Empat wanita komposer musik ini akan membuat waktu hibernasi anda menjadi semakin rileks dan tenang dengan suara-suara instrumen semacam violin, harpha, cello, brass, dan terkadang dicampur dengan instrumen piano digital dan synthesizer. Untuk melihatnya, mereka seringkali digunakan sebagai musik pengiring Sigur Rós. Sebelum mendengarkan musik mereka saya anjurkan berada di suatu tempat yang terbuka dan teduh. (",)
Björk
Saya rasa untuk penyanyi solo atau penulis lirik serta komposer yang satu ini, hampir sebagian besar mengetahuinya dan juga jenis musiknya. Namun, lagu-lagunya lumayan juga untuk sedikit memainkan atau memanjakan syaraf-syaraf kita yang tegang dengan suara vokalnya yang berkarakter serta ekspresif ditambah dengan hidangan jus jeruk hangat serta biskuit coklat.
Múm
Band eksperimental ini akan memberikan suasana nyaman waktu hibernasi anda, dengan hidangan suara vokalnya yang sangat lembut ditambah instrumen elektro-nya yang harmonis serta efek-efek digital yang terkesan natural dan dipadukan dengan instrumen-instrumen tradisional. Saya rasa waktu hibernasi anda akan semakin hangat dengan musik-musik mereka.
Sigur Rós
Mungkin sebagian besar kalangan indie kids sudah mengetahui nama band tersebut, keluar dari perdebatan mengenai mereka band shoegaze atau bukan, saya rasa musik mereka layak untuk mengisi waktu-waktu hibernasi anda. Bahkan, seringkali teman saya mendengarkan musik-musik mereka hanya sekedar untuk menghilangkan penat atau pengantar tidur.
Emilíana Torrini
Penyanyi solo Islandia ini, mungkin akan sedikit mengiringi waktu hibernasi anda dengan nuansa-nuansa orkestra yang megah dan akan membuat anda serasa beristirahat total di ruangan VIP konser mereka....hehehe, hmmmmmmmm.
Mungkin sekian referensi list musik dari saya untuk menemani waktu hibernasi anda, jangan lupa cek kemanan ruangan atau lingkungan terlebih dahulu sebelum mendengarkan lagu-lagu mereka....
cause... it's time to hybernate, friends !
^_^
Hvarf/Heim: Album Halusinasi Sigur Ros
Album studio ke-5 band asal Icelandic ini dikemas dalam 2 cd berisikan lagu-lagu unreleased dan beberapa lagu dari album-album terdahulu Sigur Ros yang mereka re-arrange lagi secara akustik. Terus terang Jon Por Birgisson (vokal, gitar), Kjartan Sveinsson (Keyboard), Georg Holm (bas), Orri Pal Dyrason (drum) mengeluarkan "Hvarf - Heim" di saat yang tepat.
Kenapa? Album "Takk" yang begitu meracuni memori dan syaraf kita dengan berbagai kejeniusan mereka yang tak terhingga, membuat kita berhalusinasi untuk menantikan terus keajaiban apalagi yang akan Sigur Ros kepulkan untuk logika manusia. Ternyata mereka menguak tabir lama karyanya dengan memberikan lagu-lagu yang belum pernah dirilis sebelumnya. Kita mulai dengan berbagai keteduhan yang ada di cd pertama, "Hvarf". "Salka" sungguh sangat melodius dan membuai, membuat saya terjerembab ke sebuah petualangan di dataran tak bertepi untuk berpikir, mengapa saya sangat tergantung dengan apa yang dinamakan kemuraman. "Hijomalind" kemudian memberikan jawaban, bahwa muram itu terkadang menyenangkan. Pernah bermimpi didatangi setan sekaligus malaikat yang bertanya "Anda ingin beragama atau tidak?" kemudian kita hanya diam saja tanpa memberikan jawaban. Seperti itulah perasaan saya saat mendengarkan lagu tersebut. Lagu itu sangat layak dijadikan single pertama album ini.
"I Gaer" menuai kolase notasi yang berhamburan riak kemurungan. Kita seperti dikurung dalam sebuah pesta mewah yang isinya manusia-manusia skeptis terhadap pola hidup normal, namun menasbihkan jika hidup itu hanyalah sebuah jembatan menuju tempat yang lebih nikmat lagi. "Von" adalah nomer yang diambil dari debut album mereka yang berjudul sama. Dalam lagu ini Jon Por Birgisson memuntahkan sengauan yang sangat menyengat dan melodramatic. Sementara "Hafsol" yang pernah terdapat dalam album "Von" dan juga ada di album second single "Hoppipolla" mengalir dengan buas. Seperti ingin menerkam kita dengan cara diam-diam namun mematikan. Ending lagu ini begitu 'merusak' hati dan perasaan kita dengan cara yang sangat cantik.
Dalam "Heim" kita benar-benar seperti dipaksa untuk meneliti apakah Sigur Ros mampu memainkan lagu-lagu lama mereka yang dimainkan secara akustik sama baiknya saat manusia-manusia hopelandic oriented ini memainkannya secara full band. Track "Samskeyti" (diambil dari album 2003-03-01: Coliseu Dos Recreios, Lisbon, Portugal) membuka pikiran dengan sentuhan eksotis Kjartan Sveinsson lewat nada piano-nya yang mengeluarkan bunyi harapan-harapan semu.
"Staralfur" (album "Agaetis Byrjun")memberikan pelajaran bagaimana memainkan string dan gitar akustik secara sederhana namun mewah. "Vaka" yang notabene adalah nama dari adik drummer Orri Pal Dyrason malah terdengar lebih bermakna lagi dengan versi akustiknya ini. Nyawa lagu tersebut memang ada di string serta piano Kjartan Sveinsson dan vokal Jon Por Birgisson. "Agaetis Byrjun" menjulang ke wilayah yang lebih tinggi lagi. Dimana mereka berhasil meluaskan lagi esensi lagu tersebut. "Heysatan" dan "Von" menutup dengan manis perjalanan "Hvarf-Heim". Menangis, marah, murung, bercinta dan bersenang-senanglah dengan album ini.
Kenapa? Album "Takk" yang begitu meracuni memori dan syaraf kita dengan berbagai kejeniusan mereka yang tak terhingga, membuat kita berhalusinasi untuk menantikan terus keajaiban apalagi yang akan Sigur Ros kepulkan untuk logika manusia. Ternyata mereka menguak tabir lama karyanya dengan memberikan lagu-lagu yang belum pernah dirilis sebelumnya. Kita mulai dengan berbagai keteduhan yang ada di cd pertama, "Hvarf". "Salka" sungguh sangat melodius dan membuai, membuat saya terjerembab ke sebuah petualangan di dataran tak bertepi untuk berpikir, mengapa saya sangat tergantung dengan apa yang dinamakan kemuraman. "Hijomalind" kemudian memberikan jawaban, bahwa muram itu terkadang menyenangkan. Pernah bermimpi didatangi setan sekaligus malaikat yang bertanya "Anda ingin beragama atau tidak?" kemudian kita hanya diam saja tanpa memberikan jawaban. Seperti itulah perasaan saya saat mendengarkan lagu tersebut. Lagu itu sangat layak dijadikan single pertama album ini.
"I Gaer" menuai kolase notasi yang berhamburan riak kemurungan. Kita seperti dikurung dalam sebuah pesta mewah yang isinya manusia-manusia skeptis terhadap pola hidup normal, namun menasbihkan jika hidup itu hanyalah sebuah jembatan menuju tempat yang lebih nikmat lagi. "Von" adalah nomer yang diambil dari debut album mereka yang berjudul sama. Dalam lagu ini Jon Por Birgisson memuntahkan sengauan yang sangat menyengat dan melodramatic. Sementara "Hafsol" yang pernah terdapat dalam album "Von" dan juga ada di album second single "Hoppipolla" mengalir dengan buas. Seperti ingin menerkam kita dengan cara diam-diam namun mematikan. Ending lagu ini begitu 'merusak' hati dan perasaan kita dengan cara yang sangat cantik.
Dalam "Heim" kita benar-benar seperti dipaksa untuk meneliti apakah Sigur Ros mampu memainkan lagu-lagu lama mereka yang dimainkan secara akustik sama baiknya saat manusia-manusia hopelandic oriented ini memainkannya secara full band. Track "Samskeyti" (diambil dari album 2003-03-01: Coliseu Dos Recreios, Lisbon, Portugal) membuka pikiran dengan sentuhan eksotis Kjartan Sveinsson lewat nada piano-nya yang mengeluarkan bunyi harapan-harapan semu.
"Staralfur" (album "Agaetis Byrjun")memberikan pelajaran bagaimana memainkan string dan gitar akustik secara sederhana namun mewah. "Vaka" yang notabene adalah nama dari adik drummer Orri Pal Dyrason malah terdengar lebih bermakna lagi dengan versi akustiknya ini. Nyawa lagu tersebut memang ada di string serta piano Kjartan Sveinsson dan vokal Jon Por Birgisson. "Agaetis Byrjun" menjulang ke wilayah yang lebih tinggi lagi. Dimana mereka berhasil meluaskan lagi esensi lagu tersebut. "Heysatan" dan "Von" menutup dengan manis perjalanan "Hvarf-Heim". Menangis, marah, murung, bercinta dan bersenang-senanglah dengan album ini.
Glósóli (Jiwa Yang Berpijar)
Mari kita beralih kepada negeri seberang lautan yang berada di utara Samudera Atlantik, Islandia. Aku membawa sebuah referensi menarik, cerdas, penuh cerita hidup di dalamnya, dari bintang eksperimental populer asal negeri indah tersebut, Sigur Rós. Karya mereka yang akan aku bahas di sini adalah Glosoli.
Glosoli atau glowing soul yang dalam bahasa Indonesia mungkin adalah pijaran jiwa (jiwa yang berpijar). Menceritakan tentang seseorang yang terpuruk ke dalam mimpi buruk, terjebak pada ruang yang tidak terlihat jalan keluarnya. Dalam keadaan yang tidak menentu, penuh kegilaan, dia pun terbangun dari mimpinya, dan kemudian berserah diri. Apa yang dia lakukan adalah satu-satunya cara untuk mencari jawaban, jalan keluar. Ibarat mitos ratu adil, glosoli adalah sang jawaban, penolong, sesuatu yang dinanti-nanti. Karena glosoli memberi ketenangan dan menyingkap tabir diri. Glosoli adalah hasil dari refleksi kita.
Akhirnya, pesan yang aku tangkap dari lagu tersebut adalah, berkontemplasilah sampai kita menemukan pijaran jiwa di hati, disekitar kita. Karena dia, glosoli, adalah teman terdekat, yang selalu memberi motivasi dan menemani ke manapun kita melangkah.
Nú vaknar þú
allt virðist vera breytt
ég gægist út
en er svo ekki neitt
úr-skóna finn svo
á náttfötum hún
í draumi fann svo
ég hékk á koðnun?
með sólinni er hún
og er hún, inni hér
en hvar ert þú....
legg upp í göngu
og tölti götuna
sé ekk(ert) út
og nota stjörnurnar
sit(ur) endalaust hún
og klifrar svo út.
Glósóli-leg hún
komdu út
mig vaknar draum-haf
mitt hjartað, slá
úfið hár.
Sturlun við fjar-óð
sem skyldu-skrá.
og hér ert þú
fannst mér...
glósóli
Glósóli by Sigur Ros
http://www.youtube.com/watch?v=Bz8iEJeh26E&ob=av3e
Glosoli atau glowing soul yang dalam bahasa Indonesia mungkin adalah pijaran jiwa (jiwa yang berpijar). Menceritakan tentang seseorang yang terpuruk ke dalam mimpi buruk, terjebak pada ruang yang tidak terlihat jalan keluarnya. Dalam keadaan yang tidak menentu, penuh kegilaan, dia pun terbangun dari mimpinya, dan kemudian berserah diri. Apa yang dia lakukan adalah satu-satunya cara untuk mencari jawaban, jalan keluar. Ibarat mitos ratu adil, glosoli adalah sang jawaban, penolong, sesuatu yang dinanti-nanti. Karena glosoli memberi ketenangan dan menyingkap tabir diri. Glosoli adalah hasil dari refleksi kita.
Akhirnya, pesan yang aku tangkap dari lagu tersebut adalah, berkontemplasilah sampai kita menemukan pijaran jiwa di hati, disekitar kita. Karena dia, glosoli, adalah teman terdekat, yang selalu memberi motivasi dan menemani ke manapun kita melangkah.
Nú vaknar þú
allt virðist vera breytt
ég gægist út
en er svo ekki neitt
úr-skóna finn svo
á náttfötum hún
í draumi fann svo
ég hékk á koðnun?
með sólinni er hún
og er hún, inni hér
en hvar ert þú....
legg upp í göngu
og tölti götuna
sé ekk(ert) út
og nota stjörnurnar
sit(ur) endalaust hún
og klifrar svo út.
Glósóli-leg hún
komdu út
mig vaknar draum-haf
mitt hjartað, slá
úfið hár.
Sturlun við fjar-óð
sem skyldu-skrá.
og hér ert þú
fannst mér...
glósóli
Glósóli by Sigur Ros
http://www.youtube.com/watch?v=Bz8iEJeh26E&ob=av3e
Heima, Film Dokumentar Sigur Ros
In the summer of 2006, Sigur Rós returned home to play a series of free, unannounced concerts for the people of Iceland. This film documents their already legendary tour with intimate reflections from the band and a handful of new acoustic performances.
Heima adalah suatu kata berasal dari Islandia, yang berarti rumah, dimana Sigur Ros dilahirkan oleh Jonsi dan personel lainnya. Film dokumenter ini menceritakan tentang kecintaan mereka terhadap negaranya yaitu Islandia. Telihat film ini menunjukkan bagaimana Sigur Ros selalu merindukan Islandia, fans mereka, keluarganya, budaya lokal dan terutama alam dari Islandia. Dalam film heima kita akan ditunjukkan konser-konser dari Sigur Ros dengan latar belakang tempat di perkotaan yang sepi, pegunungan, pabrik ikan, dan pemandangan yang indah. Terdaftar bererapa lagu favorit yang dinyanyikan seperti glósóli, sé lest, ágætis byrjun, heysátan, olsen olsen, von, gítardjamm, vaka, a ferd til breidafjardar 1922 (with steindór andersen), starálfur, hoppípolla, popplagið, samskeyti. Setiap permulaan dalam lagu selalu ada interview dari personil Sigur Ros untuk menggambarkan pesan dari apa yang ingin disampaikan kepada penonton.
Mungkin ini hanya sekilas dalam menceritakan film Heima, karena saya tak bisa bercerita panjang lebar lagi, lebih baik anda menonton karena akan sangat menginspirasi dengan apa yang dibicarakan oleh mereka dan pesan dari lagu, dan mata kalian akan dimanjakan oleh pemandangan yang sangat indah. Film ini akan membuat anda damai, membuat tersenyum, tenang dan pada akhirnya anda akan terobsesi menuju ke Islandia.
Heima adalah suatu kata berasal dari Islandia, yang berarti rumah, dimana Sigur Ros dilahirkan oleh Jonsi dan personel lainnya. Film dokumenter ini menceritakan tentang kecintaan mereka terhadap negaranya yaitu Islandia. Telihat film ini menunjukkan bagaimana Sigur Ros selalu merindukan Islandia, fans mereka, keluarganya, budaya lokal dan terutama alam dari Islandia. Dalam film heima kita akan ditunjukkan konser-konser dari Sigur Ros dengan latar belakang tempat di perkotaan yang sepi, pegunungan, pabrik ikan, dan pemandangan yang indah. Terdaftar bererapa lagu favorit yang dinyanyikan seperti glósóli, sé lest, ágætis byrjun, heysátan, olsen olsen, von, gítardjamm, vaka, a ferd til breidafjardar 1922 (with steindór andersen), starálfur, hoppípolla, popplagið, samskeyti. Setiap permulaan dalam lagu selalu ada interview dari personil Sigur Ros untuk menggambarkan pesan dari apa yang ingin disampaikan kepada penonton.
Mungkin ini hanya sekilas dalam menceritakan film Heima, karena saya tak bisa bercerita panjang lebar lagi, lebih baik anda menonton karena akan sangat menginspirasi dengan apa yang dibicarakan oleh mereka dan pesan dari lagu, dan mata kalian akan dimanjakan oleh pemandangan yang sangat indah. Film ini akan membuat anda damai, membuat tersenyum, tenang dan pada akhirnya anda akan terobsesi menuju ke Islandia.
Evolusi Musik Sigur Ros: Part 2
Von Brigði ... recycle bin ?
=====================
Sebenarnya Von Brigði tidak bisa disebut evolusi musik Sigur Ros, karena ini adalah album remix dari album mereka terdahulu, Von. Tetapi menurut saya pribadi, dari Von ke Von Brigði ada suatu lompatan yang juga bisa saya katakan evolusi meskipun itu sendiri merupakan lagu-lagu daur ulang atau juga bisa disebut remix. Dan album remix inilah yang dirilis pada tahun 1998 ini oleh Smekkleysa Records.
Sedikit bercerita tentang judul album von brigði. Awalnya, von brigði sendiri merupakan permainan kata. Kata "vonbrigði" berarti kekecewaan atau kehampaan, tetapi jika kedua kata itu dipisah menjadi von brigði dapat diartikan sebagai "variasi di dalam von", "brigði" berarti variasi. Terjemahan penuh ke dalam bahasa inggris pun bisa diartikan sebagai "hope variation". Dan judul pada album ini ditambahkan sebuah tag yaitu recycle bin yg bisa diartikan daur ulang atau remix. Jadi nama panjang album ini bisa disebut "Von Brigði — recycle bin".
Di album ini, nuasa Ambient Soundspace di album VON benar-benar hilang. Unsur post-rocknya juga tidak terasa karena track-track di album benar-benar berevolusi menjadi track-track baru dengan genre yang berbeda. Tetapi satu benang merahnya, track-track di album ini kuat sekali unsur electronica-nya. Yah ... namanya juga album remix !
Dimana-mana yang namanya lagu daur ulang itu pasti di bawakan oleh artis-artis lain, selain pengarangnya sendiri dalam versi yang berbeda. Di dalam album ini artis-artis Islandia seperti múm, plasmic, curver, gusgus, dan masih banyak lagi. Bercerita tentang track-tracknya, Syndir Guðs yang dibawakan oleh Biogen dengan Syndir Guðs yang dibawakan sangat berbeda. Pada versi múm, Syndir Guðs sangat kental dengan nuansa musik múm yang mengadalkan permainan perkusi ... coba dengarkan pula side project Jonsi (Frakkur) yang juga terinspirasi dari musik múm.
- múm -
Satu track yang menarik hati saya yaitu 180 Sekúndur Fyrir Sólarupprás (180 seconds before sunrise) yang notabene adalah recycle dari 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás yang dibawakan oleh Curver (Birgir Örn Thoroddsen) yg juga personil dari Ghostigital. Durasinya benar-benar 180 detik (3 menit), namun perbedaannya jika di album Von track tersebut tidak berisi alias kosong selama 18 detik tetapi kalau di versi recyclenya tidak. Jadi track ini murni merupakan track baru Sigur Ros di album ini dengan permainan pitch, dub & noise. Curver benar-benar membuatnya menjadi versi baru dari sebuah track kosong.
- Birgir Örn Thoroddsen -
Selain 180 Sekúndur Fyrir Sólarupprás, satu track yang menjadi favorit saya di album ini yaitu Myrkur yang dibawakan oleh Dirty-Bix. Track Leit að lífi di penghujung album ini sebenarnya adalah track yang ingin dimasukan oleh Sigur Ros ke dalam album VON sebagai bonus track. Tetapi karena waktu itu tidak selesai pada waktu deadline, akhirnya lagu tersebut ditunda untuk dirilis di album ini dan menjadi satu-satunya track yang dibawakan oleh Sigur Ros sendiri. Total ada 6 track dari album VON yang dibuat versi daur ulangnya.
Von Brigði's Track List
----------------------
1. Syndir Guðs (Recycled by Biogen) – 6:55
2. Syndir Guðs (Recycled by múm) – 4:52
3. Leit að lífi (Recycled by Plasmic) – 5:26
4. Myrkur (Recycled by Ilo) – 5:29
5. Myrkur (Recycled by Dirty-Bix) – 5:01
6. 180 sekúndur fyrir sólarupprás (Recycled by Curver) – 3:00
7. Hún jörð (Recycled by Hassbræður) – 5:19
8. Leit að lífi (Recycled by Thor) – 5:32
9. Von (Recycled by GusGus) – 7:24
10.Leit að lífi (Recycled by Sigur Rós) – 5:02
Von Brigði ini juga tidak begitu laris dipasaran Islandia dan menurut yang saya ketahui hanya terjual 100 keping saja di sana saat itu. Musik eksperimental post-rock Sigur Ros tetap mencari bentuk baru sampai akhirnya pada tahun 1998, Kjartan Sveinsson bergabung sebagai pemain keyboard serta keluarnya Ágúst Ævar Gunnarsson dari formasi Sigur Ros yang kemudian digantikan oleh Orri Páll Dýrason. Dan dari sinilah, evolusi terbesar Sigur Ros dimulai !
=====================
Sebenarnya Von Brigði tidak bisa disebut evolusi musik Sigur Ros, karena ini adalah album remix dari album mereka terdahulu, Von. Tetapi menurut saya pribadi, dari Von ke Von Brigði ada suatu lompatan yang juga bisa saya katakan evolusi meskipun itu sendiri merupakan lagu-lagu daur ulang atau juga bisa disebut remix. Dan album remix inilah yang dirilis pada tahun 1998 ini oleh Smekkleysa Records.
Sedikit bercerita tentang judul album von brigði. Awalnya, von brigði sendiri merupakan permainan kata. Kata "vonbrigði" berarti kekecewaan atau kehampaan, tetapi jika kedua kata itu dipisah menjadi von brigði dapat diartikan sebagai "variasi di dalam von", "brigði" berarti variasi. Terjemahan penuh ke dalam bahasa inggris pun bisa diartikan sebagai "hope variation". Dan judul pada album ini ditambahkan sebuah tag yaitu recycle bin yg bisa diartikan daur ulang atau remix. Jadi nama panjang album ini bisa disebut "Von Brigði — recycle bin".
Di album ini, nuasa Ambient Soundspace di album VON benar-benar hilang. Unsur post-rocknya juga tidak terasa karena track-track di album benar-benar berevolusi menjadi track-track baru dengan genre yang berbeda. Tetapi satu benang merahnya, track-track di album ini kuat sekali unsur electronica-nya. Yah ... namanya juga album remix !
Dimana-mana yang namanya lagu daur ulang itu pasti di bawakan oleh artis-artis lain, selain pengarangnya sendiri dalam versi yang berbeda. Di dalam album ini artis-artis Islandia seperti múm, plasmic, curver, gusgus, dan masih banyak lagi. Bercerita tentang track-tracknya, Syndir Guðs yang dibawakan oleh Biogen dengan Syndir Guðs yang dibawakan sangat berbeda. Pada versi múm, Syndir Guðs sangat kental dengan nuansa musik múm yang mengadalkan permainan perkusi ... coba dengarkan pula side project Jonsi (Frakkur) yang juga terinspirasi dari musik múm.
- múm -
Satu track yang menarik hati saya yaitu 180 Sekúndur Fyrir Sólarupprás (180 seconds before sunrise) yang notabene adalah recycle dari 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás yang dibawakan oleh Curver (Birgir Örn Thoroddsen) yg juga personil dari Ghostigital. Durasinya benar-benar 180 detik (3 menit), namun perbedaannya jika di album Von track tersebut tidak berisi alias kosong selama 18 detik tetapi kalau di versi recyclenya tidak. Jadi track ini murni merupakan track baru Sigur Ros di album ini dengan permainan pitch, dub & noise. Curver benar-benar membuatnya menjadi versi baru dari sebuah track kosong.
- Birgir Örn Thoroddsen -
Selain 180 Sekúndur Fyrir Sólarupprás, satu track yang menjadi favorit saya di album ini yaitu Myrkur yang dibawakan oleh Dirty-Bix. Track Leit að lífi di penghujung album ini sebenarnya adalah track yang ingin dimasukan oleh Sigur Ros ke dalam album VON sebagai bonus track. Tetapi karena waktu itu tidak selesai pada waktu deadline, akhirnya lagu tersebut ditunda untuk dirilis di album ini dan menjadi satu-satunya track yang dibawakan oleh Sigur Ros sendiri. Total ada 6 track dari album VON yang dibuat versi daur ulangnya.
Von Brigði's Track List
----------------------
1. Syndir Guðs (Recycled by Biogen) – 6:55
2. Syndir Guðs (Recycled by múm) – 4:52
3. Leit að lífi (Recycled by Plasmic) – 5:26
4. Myrkur (Recycled by Ilo) – 5:29
5. Myrkur (Recycled by Dirty-Bix) – 5:01
6. 180 sekúndur fyrir sólarupprás (Recycled by Curver) – 3:00
7. Hún jörð (Recycled by Hassbræður) – 5:19
8. Leit að lífi (Recycled by Thor) – 5:32
9. Von (Recycled by GusGus) – 7:24
10.Leit að lífi (Recycled by Sigur Rós) – 5:02
Von Brigði ini juga tidak begitu laris dipasaran Islandia dan menurut yang saya ketahui hanya terjual 100 keping saja di sana saat itu. Musik eksperimental post-rock Sigur Ros tetap mencari bentuk baru sampai akhirnya pada tahun 1998, Kjartan Sveinsson bergabung sebagai pemain keyboard serta keluarnya Ágúst Ævar Gunnarsson dari formasi Sigur Ros yang kemudian digantikan oleh Orri Páll Dýrason. Dan dari sinilah, evolusi terbesar Sigur Ros dimulai !
Evolusi Musik Sigur Ros: Part 1
Von ... sebuah harapan
===================
Bercerita tentang musik Sigur Ros, memang tidak ada matinya. Penggemar baru pasti merasakan hal yang berbeda jika mendengar lagu-lagu di album lama mereka. Dan begitu juga sebaliknya, para penggemar lama pun merasa heran dengan perubahan musik Sigur Ros di setiap albumnya.
Sedikit bercerita tentang Sigur Ros. Band Post-Rock asal Reykjavik Islandia ini dibentuk awal tahun 1994 oleh Jon Thor Birgisson sebagai gitaris dan vokal, Georg Holm sebagai basisnya dan Agust sebagai penggebuk drum. Rekaman perdana trio ini dibawah label Bad Taste. Debut album LP mereka, Von (Hope) dirilis pada tahun 1997 yang kemudian pada tahun berikutnya dirilis pula koleksi lagu hasil remix pada album Von yaitu Von Brigði (Recycle Bin).
Bagaimana dengan musik VON ?
Menekankan pada filosofi album tersebut bukan tentang musiknya. Namun secara garis besar, album Von murni sebuah prolog Sigur Ros sebelum mereka di kenal lebih luas didunia melalui mimpi-mimpi yang dibawakan dalam bentuk musik. Album perdana mereka ini juga sudah berevolusi dari musik-musik yang telah ada di pasaran sebelumnya. Contoh paling nyata adalah nyanyian sang vokalis (Jon Thor atau juga bisa disebut Jonsi) tidak dibawakan dengan cara yang standar namun Jonsi menyanyikan lagu-lagu dengan cara falseto. Berbicara mengenai musik di album Von, disini Sigur Ros murni memperkenalkan dasar mereka dalam bermusik Post-Rock dengan genre yang bisa disebut Ambient Soundspace.
Ambient ?
Ya, ambient adalah suara-suara environmental (lingkungan). Misalnya coba kau tutup matamu, suara apa saja yang terdengar ditelingamu itulah ambient. Di sini Sigur Ros menggambarkan suasana itu sesuai dengan filosofi albumnya. Dari malam mencekam sampai pada terang yang menenangkan. Satu track yang benar-benar jenius menurut saya yaitu track 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás (eighteen seconds before sunrise) yang benar-benar berdurasi 18 detik yang tidak berisi apa-apa alias kosong. Track berikutnya benar-benar menceritakan apakah "sunrise" itu. Istilah "eighteen seconds before sunrise" inilah yang kemudian menjadi identitas atau slogan mereka.
Dari 12 track di album ini hanya 4 lagu yang memiliki lirik untuk dinyanyikan (Hún Jörð, Myrkur, Hafssól dan Syndir Guðs (Opinberun Frelsarans)) dan juga 1 track yaitu Von yg dinyanyikan dengan bahasa vonlenska (Hopelandic) sedangkan sisanya adalah instrumental dan ambient. Di track von itulah pertama kali istilah vonlenska atau hopelandic muncul ke permukaan.
Well, apa itu vonlenska ?
Inilah sebuah bahasa tanpa arti yang diciptakan oleh Jonsi. Ia menyanyikan lagu von itu dengan bahasa ini. Menurut sejarahnya, jonsi menyanyikan lagu tersebut sebelum lirik lagunya ditulis. Ini bukan bahasa nyata, tidak ada vocabulary, grammar, dan lain sebagainya. Dan kalau bisa dikata, vokal vonlenska tersebut adalah suara vokal yang dinyanyikan untuk mendampingi musik dan juga cocok sebagai sebuah instrument musik. Jadi vonlenska adalah sebuah instrument musik ala Sigur Ros.
Von's Track List
----------------
01. Sigur Rós (Instrumental)
02. Dögun | Dawn (Instrumental)
03. Hún Jörð | Mother earth
04. Leit Að Lífi | Search for life (Instrumental)
05. Myrkur | Darkness
06. 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás | 18 seconds before sunrise (Instrumental)
07. Hafssól | Sun of the sea
08. Veröld Ný Óg Óð | A world, new and crazed (Instrumental)
09. Von | Hope
10. Mistur | Mist (Instrumental)
11. Syndir Guðs (Opinberun Frelsarans) | Sins of god (revelation of the savior)
12. Rukrym | Darkness Inversed (Instrumental)
Album von ini tidak begitu sukses dipasaran lokal dan konon hanya terjual kurang lebih 300 keping di pasaran saat itu. Meksipun begitu album ini juga mendapatkan reaksi bagus oleh musisi Islandia yang kemudian meremix lagu-lagu di album ini dan hasil kompilasinya menjadi satu album baru yaitu Von Brigði (Recycle Bin).
===================
Bercerita tentang musik Sigur Ros, memang tidak ada matinya. Penggemar baru pasti merasakan hal yang berbeda jika mendengar lagu-lagu di album lama mereka. Dan begitu juga sebaliknya, para penggemar lama pun merasa heran dengan perubahan musik Sigur Ros di setiap albumnya.
Sedikit bercerita tentang Sigur Ros. Band Post-Rock asal Reykjavik Islandia ini dibentuk awal tahun 1994 oleh Jon Thor Birgisson sebagai gitaris dan vokal, Georg Holm sebagai basisnya dan Agust sebagai penggebuk drum. Rekaman perdana trio ini dibawah label Bad Taste. Debut album LP mereka, Von (Hope) dirilis pada tahun 1997 yang kemudian pada tahun berikutnya dirilis pula koleksi lagu hasil remix pada album Von yaitu Von Brigði (Recycle Bin).
Bagaimana dengan musik VON ?
Menekankan pada filosofi album tersebut bukan tentang musiknya. Namun secara garis besar, album Von murni sebuah prolog Sigur Ros sebelum mereka di kenal lebih luas didunia melalui mimpi-mimpi yang dibawakan dalam bentuk musik. Album perdana mereka ini juga sudah berevolusi dari musik-musik yang telah ada di pasaran sebelumnya. Contoh paling nyata adalah nyanyian sang vokalis (Jon Thor atau juga bisa disebut Jonsi) tidak dibawakan dengan cara yang standar namun Jonsi menyanyikan lagu-lagu dengan cara falseto. Berbicara mengenai musik di album Von, disini Sigur Ros murni memperkenalkan dasar mereka dalam bermusik Post-Rock dengan genre yang bisa disebut Ambient Soundspace.
Ambient ?
Ya, ambient adalah suara-suara environmental (lingkungan). Misalnya coba kau tutup matamu, suara apa saja yang terdengar ditelingamu itulah ambient. Di sini Sigur Ros menggambarkan suasana itu sesuai dengan filosofi albumnya. Dari malam mencekam sampai pada terang yang menenangkan. Satu track yang benar-benar jenius menurut saya yaitu track 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás (eighteen seconds before sunrise) yang benar-benar berdurasi 18 detik yang tidak berisi apa-apa alias kosong. Track berikutnya benar-benar menceritakan apakah "sunrise" itu. Istilah "eighteen seconds before sunrise" inilah yang kemudian menjadi identitas atau slogan mereka.
Dari 12 track di album ini hanya 4 lagu yang memiliki lirik untuk dinyanyikan (Hún Jörð, Myrkur, Hafssól dan Syndir Guðs (Opinberun Frelsarans)) dan juga 1 track yaitu Von yg dinyanyikan dengan bahasa vonlenska (Hopelandic) sedangkan sisanya adalah instrumental dan ambient. Di track von itulah pertama kali istilah vonlenska atau hopelandic muncul ke permukaan.
Well, apa itu vonlenska ?
Inilah sebuah bahasa tanpa arti yang diciptakan oleh Jonsi. Ia menyanyikan lagu von itu dengan bahasa ini. Menurut sejarahnya, jonsi menyanyikan lagu tersebut sebelum lirik lagunya ditulis. Ini bukan bahasa nyata, tidak ada vocabulary, grammar, dan lain sebagainya. Dan kalau bisa dikata, vokal vonlenska tersebut adalah suara vokal yang dinyanyikan untuk mendampingi musik dan juga cocok sebagai sebuah instrument musik. Jadi vonlenska adalah sebuah instrument musik ala Sigur Ros.
Von's Track List
----------------
01. Sigur Rós (Instrumental)
02. Dögun | Dawn (Instrumental)
03. Hún Jörð | Mother earth
04. Leit Að Lífi | Search for life (Instrumental)
05. Myrkur | Darkness
06. 18 Sekúndur Fyrir Sólarupprás | 18 seconds before sunrise (Instrumental)
07. Hafssól | Sun of the sea
08. Veröld Ný Óg Óð | A world, new and crazed (Instrumental)
09. Von | Hope
10. Mistur | Mist (Instrumental)
11. Syndir Guðs (Opinberun Frelsarans) | Sins of god (revelation of the savior)
12. Rukrym | Darkness Inversed (Instrumental)
Album von ini tidak begitu sukses dipasaran lokal dan konon hanya terjual kurang lebih 300 keping di pasaran saat itu. Meksipun begitu album ini juga mendapatkan reaksi bagus oleh musisi Islandia yang kemudian meremix lagu-lagu di album ini dan hasil kompilasinya menjadi satu album baru yaitu Von Brigði (Recycle Bin).
Ketika Sigur Ros Bernyanyi
Gemerisik angin dari ketenangan tanah Islandia beserta desiran ombak yang semilir-semilir seakan mulai menggelitik bulu kudukku hingga meremang dan memasung telingaku untuk sejenak diam dan tak menghiraukan hiruk pikuk dunia yang menertawakan bagaimana ribuan martir Intifada tak ubahnya sekumpulan badut yang mencoba bertransformasi menjadi infanteri perkasa gabungan Pentagon dan pasukan bersorban ayatollah Khomeini.
Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan bernyanyi, imajiku melompat liar kesana kemari serupa dengungan tsunami yang bercumbu dengan kepungan rudal Rusia di tengah panggung sandiwara tempat pentas para pemuja berhala yang menari nari menunggu kedatangan Batara Kala membawa selusin sepatu trendi ala Nike, Vans, Adidas, Doc Martens ataupun sekeranjang penuh berisi telepon genggam Nokia seri terbaru dan Blackberry berkulit perunggu.
Tabrakan gemuruh polusi di jalanan tak ubahnya debu kerikil manis yang menyapu wajah piluku di sela-sela kebosanan harian bersama televisi yang menggembala Tuhan dalam gerobak jualan hingga kepalan tanganku yang kadang teracung kadang terkatung terpaksa kembali tegak untuk meringkuk di dalam ruang yang bernama penjara imajinasi dimana aku merancang konstelasi maha daya bersama manual rakitan panduan menghancurkan surga dan neraka ala Kaczynski diiringi harmonisasi barisan kuda gerombolan Zapatista.
Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan memetik sunyi gebukan drum yang menantang para punggawa D-Beat untuk berhalusinasi sunyi, aku terhanyut dan tenggelam ke dalam senyap sangkar fiksi yang kubangun bersama tukang sihir bayaran dan ribuan jin peninggalan Sulaiman.
Setiap kali ketika Sigur Ros bernyanyi imajiku berkata liar dan tak terkendali hingga berebut nyali merakit amunisi serupa letupan Merapi. Sebuah singgasana langitku yang kan kubagi bersama dirimu untuk merangkai plot kekuasaan dan menolak kudeta oleh sengatan mentari ataupun terompet butut sangkakala milik Izrail yang tak lagi bernyawa.
Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan bernyanyi, imajiku melompat liar kesana kemari serupa dengungan tsunami yang bercumbu dengan kepungan rudal Rusia di tengah panggung sandiwara tempat pentas para pemuja berhala yang menari nari menunggu kedatangan Batara Kala membawa selusin sepatu trendi ala Nike, Vans, Adidas, Doc Martens ataupun sekeranjang penuh berisi telepon genggam Nokia seri terbaru dan Blackberry berkulit perunggu.
Tabrakan gemuruh polusi di jalanan tak ubahnya debu kerikil manis yang menyapu wajah piluku di sela-sela kebosanan harian bersama televisi yang menggembala Tuhan dalam gerobak jualan hingga kepalan tanganku yang kadang teracung kadang terkatung terpaksa kembali tegak untuk meringkuk di dalam ruang yang bernama penjara imajinasi dimana aku merancang konstelasi maha daya bersama manual rakitan panduan menghancurkan surga dan neraka ala Kaczynski diiringi harmonisasi barisan kuda gerombolan Zapatista.
Ketika Sigur Ros menyusun formasi dan memetik sunyi gebukan drum yang menantang para punggawa D-Beat untuk berhalusinasi sunyi, aku terhanyut dan tenggelam ke dalam senyap sangkar fiksi yang kubangun bersama tukang sihir bayaran dan ribuan jin peninggalan Sulaiman.
Setiap kali ketika Sigur Ros bernyanyi imajiku berkata liar dan tak terkendali hingga berebut nyali merakit amunisi serupa letupan Merapi. Sebuah singgasana langitku yang kan kubagi bersama dirimu untuk merangkai plot kekuasaan dan menolak kudeta oleh sengatan mentari ataupun terompet butut sangkakala milik Izrail yang tak lagi bernyawa.
Langganan:
Postingan (Atom)